BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bagi
kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang sangat penting dan
harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan yang diselanggarakan di Indonesia
merupakan realisasi dari salah satu didirikannya Negara Indonesia, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia
yang mampu memberikan sumbangan pada negara dengan potensi dan bakat yang
dimiliki. Menurut M. Dalyono bahwa keadaan sekolah tempat belajar turut
mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar, kualitas guru, metode mengajarnya,
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas disekolah,
keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan
sebagainya, semua turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
Pada zaman teknologi dan komunikasi
yang berkembang maju dan sangat pesat saat ini, orang tua dihadapkan pada
berbagai macam jenis informasi serta beragam metode komersial maupun
nonkomersial yang menawarkan program-program untuk membantu proses tumbuh dan
kembang anak. Permasalahan saat ini metode yang
beragam dan banyak ditawarkan oleh lembaga pendidikan anak usia dini
belum tentu cocok untuk anak. Dalam pernyataan tersebut, tentang metode apa
yang cocok untuk digunakan dalam pendidikan anak, metode montessori menjadi
salah satu tawaran yang dapat dipilih dan pendidikan mulai dapat diamati di
negara maju maupun berkembang.
Pada seluruh dimensi anak-anak
disekolah dengan metode montessori memiliki kemampuan yang relatif cukup baik dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah disusun. Berdasarkan permasalahan
di atas, penulis ingin membahas tentang metode montessori yang ada di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Sejarah Metode Pembelajaran Montessori?
2. Apa
saja prinsip-prinsip dari Metode Pembelajaran Montessori ?
3. Bagaimana
Implementasi Metode Pembelajaran Montessori di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui sejarah Metode Pembelajaran Montessori
2. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip dari Metode Pembelajaran Montessori
3. Untuk
mengetahui implementasi Metode Pembelajaran Montessori anak usia dini di
Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Metode Pembelajaran Montessori
Metode pembelajaran
montessori merupakan metode pendidikan yang diperkanalkan oleh seorang penganut
agama katholik. Metode montessori
mengacu pada pembelajaran yang dikembangkan oleh Maria Montessori, seorang
dokter wanita Italia pada tahun 1870. Kemahirannya di bidang pendidikan anak
dimulai setelah Montessori lulus dari sekolah kedokteran dan mulai bekerja disebuah
klinik psikiatri Universitas Roma.
Program Montessori didasarkan pada ide asli dari Dr.
Maria Montessori,bahan,dan metode yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari
childrent improverished di Italia. Metode montessori adalah model kurikulum
yang kedua dibuat tegas untuk pendidikan awal.(Goffin,2001) Di Amerika Serikat
saat ini terdapat variasi yang luas dan interpretasi dari prinsip-prinsip
montessori.
Menurut filsafat Dr. Montessori, anak-anak belajar
dengan baik dalam lingkungan sesuai ukuran, untuk merangsang, serta mempermudah
anak untuk menyenyerap kognitif (pikiran)
mereka dalam lingkungan. Pengaturan ruangan diatur seperti yang bisa
dijangkau oleh anak dan menggunakan bahan yang tidak berbahaya. Didalam
Lingkungan anak dapat memilih sendiri pekerjaan atau kegiatannya yang memiliki
makna dan tujuan untuknya. Misalnya, untuk kegiatan teknologi anak, bagaimana
cara menulis, dalam kegiatan ini montessori melakukan kegiatan seperti memotong
huruf amplas besar dan memberi instruksi kepada anak-anak untuk mempraktekan
dengan jari-jari mereka, dan kemudian dengan pensil atau kapur.
Pada usia Empat tahun anak mampu menulis surat dari
kata-katanya sendiri. Kelas montessori adalah salah satu dari yang pertama
untuk menekankan lingkungan yang hangat dan nyaman dalam pembelajaran berbasis
kebebasan anak, "ide pembelajaran montessori sangat cocok untuk anak-anak belajar melalui tangan-aktivitas,
pada tahun prasekolah adalah waktu dimana perkembangan otak anak masih bagus dan orang tua menjadi teman
dalam belajar mereka. Serta peran orang tua harus bijaksana dalam memutuskan
pendidikan yang akan diterima anak . (Schute,2002)
Pekerjaan tersebut membuat Maria Montessori sering
berinteraksi langsung dengan masalah cacat mental. Metode pembelajaran
montessori meyakini bahwa pendidikan sudah dimulai ketika anak lahir. Metode
montessori mempunyai landasan pemikiran bahwa dalam tahun-tahun awal seorang
anak mempunyai “sensitive periods” (masa peka). Dalam masa peka tersebut dapat
digambarkan sebagai sebuah pembawaan atau potensi yang akan berkembang sangat
pesat pada waktu-waktu tertentu. Potensi ini akan mati dan tidak akan muncul
lagi apabila tidak diberikan kesempatan untuk berkembang (tepat pada waktunya).
Adapun Montessori memberikan bantuan periode sensitif atau masa peka dalam
sembilan tahapan sebagai berikut:
USIA
|
PERKEMBANGAN
|
Lahir
- 3 tahun
1,5
- 3 tahun
1,5
- 4 tahun
2
- 4 tahun
2,5
– 6 tahun
3
– 6 tahun
3,5
– 4,5 tahun
4
– 4,5 tahun
4,5
– 5,5 tahun
|
>>
masa penyerapan toral (absorbed mind), perkenalan dan pengalaman panca indera
>> perkembangan
bahasa
>>
perkembangan dan koordinasi antara mata dan otot-ototnya
>>
perhatian pada benda-benda kecil
>>
perkembangan dan penyempurnaan gerakan-gerakan
>>
perhatian yang besar pada hal-hal yang nyata
>>
mulai menyadari urutan waktu dan ruang
>>
penyempurnaan penggunaan panca indera
>>
peka terhadap pengaruh orang dewasa
>>
mulai mencoret-coret
>>
indera peraba mulai berkembang
>>
Mulai tumbuh minat membaca
|
Dasar
pendidikan metode pembelajaran montessori menekankan pada tiga hal, yaitu:
1) Pendidikan
sendiri (pedosentris)
Menurut montessori,
anak-anak memiliki kemampuan alamiah untuk berkembang sendiri. Amak punya
hasrat alami untuk belajar dan bekerja, bersamaan dengan keinginan anak yang
kuat untuk mendapat kesenangan. Anak juga memiliki keinginan untuk mandiri.
Dalam hal ini, keinginan untuk mandiri tidak muncul atas perintah dari orang
dewasa melainkan keinginan tersebut muncul dalam diri anak itu sendiri.
Dorongan alamiah akan terpenuhi dengan memfasilitasi anak dengan
aktifitas-aktifitas yang penuh kesibukan. Namun dalam kegiatan tersebut anak
harus berlatih sendiri tanpa dibantu.
2) Masa
peka
Masa peka adalah masa
yang sangat oenting dalam perkembangan seorang anak. Ketika masa peka datang,
maka anak harus segera difasilitasi dengan alat-alat permainan yang mendukung
aktualisasi potensi yang dimiliki. Guru memiliki kewajiban untuk mengobservasi
munculnya masa peka dalam diri anak agar dapat memberikan tindakan yang tepat
sesuai dengan kondisi anak.
3) Kebebasan
Model pembelajaran
montessori memberikan kebebasan kepada anak untuk berfikir, berkarya dan
menghasilkan sesuatu. Hal ini dikarenakan masa peka tidak dapat diketahui kapan
kepastian kemunculannya. Kebebasan ini bertujuan agar anak dapat mengaktualkan
potensi anak sebebas-bebasnya. Model pembelajaran montessori memfokuskan ppada
pengembangan aspek motorik, sensorik dan bahasa. Penekanan utamanya ditempatkan
melalui pengembangan alat-alat indera. Model pembelajaran montessori
membebaskan anak untuk bergerak , menyentuh, memanipulasi dan bereksplorasi
secara bebas. Langkah pembelajaran dalam model pembelajaran montessori terdiri
dari tiga langkah yaitu 1) langkah menunjukkan, 2) langkah mengenal, dan 3)
langkah mengingat. Contoh langkah menunjukkan : seraya memperlihatkan kertas
berwarna merah, guru mengatakan, “ini merah!” begitu juga warna yang lainnya,
langkah mengenal: guru mengacaukan kertas-kertas berwarna dan berkata kepada
anak”Ambillah merah!”, langkah mengingat: dari kertas-kertas berwarna yang
telah dikacaukan , guru mengambil sehelai kertas dan bertanya, “ini warna ap?”
B. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Montessori
Model
pembelajaran montessori merupakan pendekatan yang dirancang untuk mendukung
pengembangan anak secara alami. Model pembelajaran montessori mempersiapkan
anak-anak untuk memahami lingkungan sekitar dengan baik. Lima prinsip dasar
yang mewakili pendidik Montessori yang
diterapkan dalam berbagai jenis program antara lain:
a.
Menghormati Anak
Menghormati anak merupakan landasan utama, dimana seorang guru
menghormati segala sesuatu yang diinginkan anak. Model pembelajaran montessori
menekankan pada rasa saling menghormati antara guru dengan murid dan murid
dengan guru. Guru membantu anak untuk membentuk pribadi yang mandiri, taat,
berperilaku baik, disiplin, serta bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan
lingkungan sekitar. Peran guru dalam proses pembelajaran montessori adalah
sebagai model yang dapat dicontoh ataupun ditiru segala sesuatunya oleh anak.
Guru akan menunjukkan rasa hormat kepada anak ketika guru membantu anak dalam
melakukan kegiatan. Prinsip awal ini dapat membentuk anak untuk menjadi pribadi
yang mampu mengembangkan diri, ketarampilan dan kemampuan dalam pembelajaran
yang efektif.
b.
Menyerap Pikiran
Anak
Montessori percaya bahwa anak-anak mampu
mendidik diri mereka sendiri. Orang dewasa memperoleh pengetahuan dengan
menggunakan pemikirannya, namun anak-anak
membangun pengetahuannya melalui pengalaman yang diperoleh secara langsung.
Konsep pemikiran Montessori dalam menyerap pemikiran anak yaitu agar seorang
guru mampu memahami bahwa anak-anak belajar dari lingkungan. Anak-anak belajar
bergantung pada guru, pengalaman dan lingkungan anak.
c.
Periode sensitif
Periode sensitif merupakan kondisi ketika anak-anak lebih rentan
terhadap perilaku tertentu dan dapat belajar keterampilan khusus lebih mudah.
Periode sensitif mengacu pada sensibilitas khusus yang mengakuisisi dalam
keadaan infantil. Semua anak mengalami periode sensitif yang sama (misalnya
periode sensitifuntuk menulis), urutan dan waktu berbeda untuk setiap anak.
Salah satu peran guru adalah dengan menggunakan observasi untuk mendeteksi
tingkat sensitivitas dan memberikan pengaturan untuk pemenuhan optimal.
- Lingkungan yang Siap
Anak-anak belajar melakukan sesuatu dengan
baik melalui lingkungan. Anak-anak dapat melakukan hal-hal untuk diri mereka
sendiri. Lingkungan siap menjadi bahan pembelajaran dan pengalaman yang
tersedia untuk anak-anak dalam format yang teratur. Ruang Kelas Montessori
dijelaskan dengab apa yang pendidik anjurkan ketika mereka berbicara tentang
pendidikan yang berpusat pada anak dan pembelajaran aktif. Kebebasan adalah
karakteristik penting dari lingkungan siap. Sejak anak-anak dalam lingkungan
bebas untuk mengeksplorasi bahan yang mereka pilih sendiri, mereka akan
menyerap apa yang mereka temukan di sana.
- Autoeducation (Jatidiri pendidikan)
Montessori menanamkan konsep bahwa
anak-anak mampu mendidik diri mereka sendiri autoeducation (Juga dikenal
sebagai diri-pendidikan). Anak-anak
secara aktif terlibat dalam lingkungan yang siap dan memberi kebebasan harfiah mendidik diri. Guru dalam
metode montessori mempersiapkan ruang kelas agar anak mampu mendidik diri
mereka sendiri
C. Implementasi Metode Pembelajaran Montessori di
Indonesia
Penerapan
atau implementasi metode Montessori di Indonesia didasarkan pada tiga area
dasar keterlibatan anak yaitu :
1. Pendidikan
praktis/ gerak motorik meliputi :
a. Lingkungan
yg siap menekankan aktivitas dasar sehari-hari. Misal: berjalan dg tertib,
membawa benda spt baki & kursi, dlsb.
b. Bingkai
berpakaian. Misal: mengancingkan, membuka & menutup resleting,
mengikat, menekuk, & menali. (Mandiri & konsentrasi)
c. Aktivitas
berbasis air. Misal: menggosok, mencuci, & menuang. (Sarana
pengembangan koordinasi)
d. Latihan
kehidupan praktis. Misal: mengelap cermin, sepatu, daun tanaman, meyapu
lantai, membersihkan furnitur, & mengupas sayur.
2. Materi
sensorik untuk pelatihan indera meliputi :
a. Melatih
indera agar fokus pada beberapa kualitas tertentu yg terlihat seperti
Membedakan banyak rangsangan yg diterima,Membuat anak lebih mengenali kapasitas
tubuh untuk menerima, menafsirkan, & menggunakan rangsangan.
b. Membantu
mempertajam kekuatan anak untuk mengamati & membedakan secara visual,
Ketrampilan ini berfungsi sebagai dasar bagi kesiapan membaca awal anak.
c. Meningkatkan
kemampuan anak untuk berpikir sebagai proses yang bergantung pada kemampuan
membedakan, mengklasifikasikan & mengatur.
3. Materi
akademik untuk pengajaran menulis, membaca, & matematika.
a. Disajikan
secara berurutan yg mendukung menulis sebagai basis pembelajaran membaca.
b. Montessori
yakin bahwa Anak siap menulis pada usia 4 th,Menulis & membaca pada usia 4
& 5 tahun
D. Kegiatan pembelajaran di TK IT Amanah
Pembelajaran
di TK IT Amanah menggunakan Metode Montessori, seperti di bawah ini akan di
jelaskan hasil observasi kegiatan pembelajaran di TK IT Amanah, diantaranya sebagai berikut:
1. Kegiatan
awal Saat pagi masuk sekolah anak di sambut guru dan kepala sekolah, kemudian
masuk ke sekolah. Sebelum masuk ke kelas anak-anak berbaris dahulu dan pemimpin
memimpin barisan, pemimpin berganti setiap harinya agar anak bisa merasakan
sebagai pemimpin dan meningkatkan rasa kepercayaan diri anak.
2. Setelah
itu anak masuk ke kelas dengan rapi. Sebelum berkegiatan, di Circle Time anak-anak
melakukan tepuk semangat, menyebut nama hari, menghitung jumlah teman yang
hadir, mengisi absen, dan berdoa. Cara mengisi absen tidak dilakukan dengan
cara yang sama setiap waktu, namun berbeda-beda. Setelah selesai berdoa,
anak-anak mengaji bersama guru setelah itu anak-anak diingatkan kembali
kegiatan yang dilakukan, dengan berbagi cerita tentang pengalaman saat hari
sebelumnya, dan bercakap cakap-cakap tentang ciptaan tuhan. Setelah itu
kegiatan inti, dalam kegiatan ini peneliti mengamati bahwa di TK IT Amanah menggunakan
metode Montessori seperti:
a. Menghargai
anak, disini anak akan melakukan kegiatan yang dipilih, seperti contohya pada
gambar diatas anak ada yang menyusun balok dan ada pula yang memasang puzzle,
peran guru disini hanya mengawasi dan mengarahkan anak, anak berkreasi sesuai
imajinasi mereka.
b. Pengembangan
sensori motorik anak, dalam gambar di atas juga mendeskripsikan tentang
perkembangan sensorik motorik halus pada anak yang ada di TK IT Amanah. Seperti
pada kelompok An-Nas sedang bermain musik menggunakan bahan yang di temukan.
c. Belajar
sendiri, Anak bebas memilih media dalam pembelajarannya, peran guru disini
hanya mendampingi siswa belajar. Ini membentuk kemandirian siswa sejak dini.
Dalam belajar sendiri peneliti melakukan observasi partisipan dengan mengikuti
langsung pembelajaran di dalam kelas yang ada di TK IT Amanah. Seperti yang
terlihat pada gambar.
d. Anak
diarahkan secara menyenangkan baik secara individu ataupun dalam kelompok kecil
dalam kegiatan kemandirian, anak dalam kelompok menyusun sendiri balok-balok
hingga membentuk bangunan. Dan anak perempuan (jihan) menyusun puzzle hingga
membentuk gambar yang sempurna.
e. Pengalaman
pada anak memberikan ingatan yang penting pada anak. Dengan adanya pengalaman
memberikan anak pengetahuan baru baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun
menyedihkan. Di TK IT Amanah anak-anak di berikan berbagai pengalaman di
kehidupan nyata. Tujuannya agar anak bisa mengahadapi situasi di lingkungan
yang nyata. Seperti pada gambar anak.
f. practical life , Dalam kegiatan di atas
penerapan metode Montessori tentang ketrampilan hidup sehari-hari (practical
life) yaitu anak-anak mengantri untuk mencuci tangan dan menunggu semua
temannya mengambil makanan, lalu berdoa bersama sebelum makan. Setelah itu
anak-anak di bebaskan untuk bermain. Setelah selesai bermain anak-anak
melanjutkan kegiatan akhir, kegiatan akhir ini tentang mengulas kegiatan hari
ini dan informasi untk kegiatan besok. Setelah itu penutup, sebelum sekolah
selesai anak di biasakan untuk anak-anak duduk rapi untuk berdoa, lalu
anak-anak berbaris dan siap pulang.
- DOKUMENTASI
Gambar
3.1 Gambar
3.2
Keadaan ruang kelas Keadaan
ruang kelas
Gambar
3.3 Gambar
3.4
Anak
berbaris sebelum masuk kelas Anak
berdoa dan mengiusi absen
Gambar 3.5 Gambar 3.6
Anak berkelompok
menyusun balok anak
menyusun puzzle
Gambar
3.7
Anak
memisahkan biji-bijian
Gambar
3.8
Anak
bermain musik
Gambar
3.9
Anak
mencuci tangan
Gambar
3.10
Waktu
makan snack
Tidak ada komentar:
Posting Komentar