Jumat, 23 Desember 2016

MODEL PEMBELAJARAN MONTESSORI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan yang diselanggarakan di Indonesia merupakan realisasi dari salah satu didirikannya Negara Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia yang mampu memberikan sumbangan pada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki. Menurut M. Dalyono bahwa keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar, kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas disekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya, semua turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
            Pada zaman teknologi dan komunikasi yang berkembang maju dan sangat pesat saat ini, orang tua dihadapkan pada berbagai macam jenis informasi serta beragam metode komersial maupun nonkomersial yang menawarkan program-program untuk membantu proses tumbuh dan kembang anak. Permasalahan saat ini metode yang  beragam dan banyak ditawarkan oleh lembaga pendidikan anak usia dini belum tentu cocok untuk anak. Dalam pernyataan tersebut, tentang metode apa yang cocok untuk digunakan dalam pendidikan anak, metode montessori menjadi salah satu tawaran yang dapat dipilih dan pendidikan mulai dapat diamati di negara maju maupun berkembang.
            Pada seluruh dimensi anak-anak disekolah dengan metode montessori memiliki kemampuan yang relatif cukup baik dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah disusun. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis ingin membahas tentang metode montessori yang ada di Indonesia.

B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana Sejarah Metode Pembelajaran Montessori?
2.     Apa saja prinsip-prinsip dari Metode Pembelajaran Montessori ?
3.     Bagaimana Implementasi Metode Pembelajaran Montessori di Indonesia?


C.    Tujuan
1.     Untuk mengetahui sejarah Metode Pembelajaran Montessori
2.     Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari Metode Pembelajaran Montessori
3.     Untuk mengetahui implementasi Metode Pembelajaran Montessori anak usia dini di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Metode Pembelajaran Montessori
            Metode pembelajaran montessori merupakan metode pendidikan yang diperkanalkan oleh seorang penganut agama katholik.  Metode montessori mengacu pada pembelajaran yang dikembangkan oleh Maria Montessori, seorang dokter wanita Italia pada tahun 1870. Kemahirannya di bidang pendidikan anak dimulai setelah Montessori lulus dari sekolah kedokteran dan mulai bekerja disebuah klinik psikiatri Universitas Roma.
Program Montessori didasarkan pada ide asli dari Dr. Maria Montessori,bahan,dan metode yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari childrent improverished di Italia. Metode montessori adalah model kurikulum yang kedua dibuat tegas untuk pendidikan awal.(Goffin,2001) Di Amerika Serikat saat ini terdapat variasi yang luas dan interpretasi dari prinsip-prinsip montessori.
Menurut filsafat Dr. Montessori, anak-anak belajar dengan baik dalam lingkungan sesuai ukuran, untuk merangsang, serta mempermudah anak untuk menyenyerap kognitif (pikiran)  mereka dalam lingkungan. Pengaturan ruangan diatur seperti yang bisa dijangkau oleh anak dan menggunakan bahan yang tidak berbahaya. Didalam Lingkungan anak dapat memilih sendiri pekerjaan atau kegiatannya yang memiliki makna dan tujuan untuknya. Misalnya, untuk kegiatan teknologi anak, bagaimana cara menulis, dalam kegiatan ini montessori melakukan kegiatan seperti memotong huruf amplas besar dan memberi instruksi kepada anak-anak untuk mempraktekan dengan jari-jari mereka, dan kemudian dengan pensil atau kapur.
Pada usia Empat tahun anak mampu menulis surat dari kata-katanya sendiri. Kelas montessori adalah salah satu dari yang pertama untuk menekankan lingkungan yang hangat dan nyaman dalam pembelajaran berbasis kebebasan anak, "ide pembelajaran montessori sangat cocok untuk  anak-anak belajar melalui tangan-aktivitas, pada tahun prasekolah adalah waktu dimana perkembangan otak  anak masih bagus dan orang tua menjadi teman dalam belajar mereka. Serta peran orang tua harus bijaksana dalam memutuskan pendidikan yang akan diterima anak . (Schute,2002)
Pekerjaan tersebut membuat Maria Montessori sering berinteraksi langsung dengan masalah cacat mental. Metode pembelajaran montessori meyakini bahwa pendidikan sudah dimulai ketika anak lahir. Metode montessori mempunyai landasan pemikiran bahwa dalam tahun-tahun awal seorang anak mempunyai “sensitive periods” (masa peka). Dalam masa peka tersebut dapat digambarkan sebagai sebuah pembawaan atau potensi yang akan berkembang sangat pesat pada waktu-waktu tertentu. Potensi ini akan mati dan tidak akan muncul lagi apabila tidak diberikan kesempatan untuk berkembang (tepat pada waktunya). Adapun Montessori memberikan bantuan periode sensitif atau masa peka dalam sembilan tahapan sebagai berikut:
USIA
PERKEMBANGAN
Lahir - 3 tahun

1,5 - 3 tahun
1,5 - 4 tahun

2 - 4 tahun

2,5 – 6 tahun
3 – 6 tahun
3,5 – 4,5 tahun

4 – 4,5 tahun
4,5 – 5,5 tahun
>> masa penyerapan toral (absorbed mind), perkenalan dan  pengalaman panca indera
>> perkembangan bahasa        
>> perkembangan dan koordinasi antara mata dan otot-ototnya
>> perhatian pada benda-benda kecil
>> perkembangan dan penyempurnaan gerakan-gerakan
>> perhatian yang besar pada hal-hal yang nyata
>> mulai menyadari urutan waktu dan ruang
>> penyempurnaan penggunaan panca indera

>> peka terhadap pengaruh orang dewasa
>> mulai mencoret-coret
>> indera peraba mulai berkembang
>> Mulai tumbuh minat membaca

Dasar pendidikan metode pembelajaran montessori menekankan pada tiga hal, yaitu:
1)   Pendidikan sendiri (pedosentris)
Menurut montessori, anak-anak memiliki kemampuan alamiah untuk berkembang sendiri. Amak punya hasrat alami untuk belajar dan bekerja, bersamaan dengan keinginan anak yang kuat untuk mendapat kesenangan. Anak juga memiliki keinginan untuk mandiri. Dalam hal ini, keinginan untuk mandiri tidak muncul atas perintah dari orang dewasa melainkan keinginan tersebut muncul dalam diri anak itu sendiri. Dorongan alamiah akan terpenuhi dengan memfasilitasi anak dengan aktifitas-aktifitas yang penuh kesibukan. Namun dalam kegiatan tersebut anak harus berlatih sendiri tanpa dibantu.
2)   Masa peka
Masa peka adalah masa yang sangat oenting dalam perkembangan seorang anak. Ketika masa peka datang, maka anak harus segera difasilitasi dengan alat-alat permainan yang mendukung aktualisasi potensi yang dimiliki. Guru memiliki kewajiban untuk mengobservasi munculnya masa peka dalam diri anak agar dapat memberikan tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi anak.
3)   Kebebasan
Model pembelajaran montessori memberikan kebebasan kepada anak untuk berfikir, berkarya dan menghasilkan sesuatu. Hal ini dikarenakan masa peka tidak dapat diketahui kapan kepastian kemunculannya. Kebebasan ini bertujuan agar anak dapat mengaktualkan potensi anak sebebas-bebasnya. Model pembelajaran montessori memfokuskan ppada pengembangan aspek motorik, sensorik dan bahasa. Penekanan utamanya ditempatkan melalui pengembangan alat-alat indera. Model pembelajaran montessori membebaskan anak untuk bergerak , menyentuh, memanipulasi dan bereksplorasi secara bebas. Langkah pembelajaran dalam model pembelajaran montessori terdiri dari tiga langkah yaitu 1) langkah menunjukkan, 2) langkah mengenal, dan 3) langkah mengingat. Contoh langkah menunjukkan : seraya memperlihatkan kertas berwarna merah, guru mengatakan, “ini merah!” begitu juga warna yang lainnya, langkah mengenal: guru mengacaukan kertas-kertas berwarna dan berkata kepada anak”Ambillah merah!”, langkah mengingat: dari kertas-kertas berwarna yang telah dikacaukan , guru mengambil sehelai kertas dan bertanya, “ini warna ap?”

B.    Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Montessori
Model pembelajaran montessori merupakan pendekatan yang dirancang untuk mendukung pengembangan anak secara alami. Model pembelajaran montessori mempersiapkan anak-anak untuk memahami lingkungan sekitar dengan baik. Lima prinsip dasar yang mewakili pendidik     Montessori yang diterapkan dalam berbagai jenis program antara lain:
a.      Menghormati Anak
Menghormati anak merupakan  landasan utama, dimana seorang guru menghormati segala sesuatu yang diinginkan anak. Model pembelajaran montessori menekankan pada rasa saling menghormati antara guru dengan murid dan murid dengan guru. Guru membantu anak untuk membentuk pribadi yang mandiri, taat, berperilaku baik, disiplin, serta bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Peran guru dalam proses pembelajaran montessori adalah sebagai model yang dapat dicontoh ataupun ditiru segala sesuatunya oleh anak. Guru akan menunjukkan rasa hormat kepada anak ketika guru membantu anak dalam melakukan kegiatan. Prinsip awal ini dapat membentuk anak untuk menjadi pribadi yang mampu mengembangkan diri, ketarampilan dan kemampuan dalam pembelajaran yang efektif.
b.     Menyerap Pikiran Anak
Montessori percaya bahwa anak-anak mampu mendidik diri mereka sendiri. Orang dewasa memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pemikirannya, namun anak-anak  membangun pengetahuannya melalui pengalaman yang diperoleh secara langsung. Konsep pemikiran Montessori dalam menyerap pemikiran anak yaitu agar seorang guru mampu memahami bahwa anak-anak belajar dari lingkungan. Anak-anak belajar bergantung pada guru, pengalaman dan lingkungan anak.
c.      Periode sensitif
Periode sensitif  merupakan kondisi ketika anak-anak lebih rentan terhadap perilaku tertentu dan dapat belajar keterampilan khusus lebih mudah. Periode sensitif mengacu pada sensibilitas khusus yang mengakuisisi dalam keadaan infantil. Semua anak mengalami periode sensitif yang sama (misalnya periode sensitifuntuk menulis), urutan dan waktu berbeda untuk setiap anak. Salah satu peran guru adalah dengan menggunakan observasi untuk mendeteksi tingkat sensitivitas dan memberikan pengaturan untuk pemenuhan optimal.
  1. Lingkungan yang Siap
 Anak-anak belajar melakukan sesuatu dengan baik melalui lingkungan. Anak-anak dapat melakukan hal-hal untuk diri mereka sendiri. Lingkungan siap menjadi bahan pembelajaran dan pengalaman yang tersedia untuk anak-anak dalam format yang teratur. Ruang Kelas Montessori dijelaskan dengab apa yang pendidik anjurkan ketika mereka berbicara tentang pendidikan yang berpusat pada anak dan pembelajaran aktif. Kebebasan adalah karakteristik penting dari lingkungan siap. Sejak anak-anak dalam lingkungan bebas untuk mengeksplorasi bahan yang mereka pilih sendiri, mereka akan menyerap apa yang mereka temukan di sana.
  1. Autoeducation (Jatidiri pendidikan)
Montessori menanamkan konsep bahwa anak-anak mampu mendidik diri mereka sendiri autoeducation (Juga dikenal sebagai diri-pendidikan). Anak-anak  secara aktif terlibat dalam lingkungan yang siap dan memberi  kebebasan harfiah mendidik diri. Guru dalam metode montessori mempersiapkan ruang kelas agar anak mampu mendidik diri mereka sendiri
C.    Implementasi Metode Pembelajaran Montessori di Indonesia
Penerapan atau implementasi metode Montessori di Indonesia didasarkan pada tiga area dasar keterlibatan anak yaitu :
1.     Pendidikan praktis/ gerak motorik meliputi :
a.      Lingkungan yg siap menekankan aktivitas dasar sehari-hari. Misal: berjalan dg tertib, membawa benda spt baki & kursi, dlsb.
b.     Bingkai berpakaian. Misal: mengancingkan, membuka & menutup resleting, mengikat, menekuk, & menali. (Mandiri & konsentrasi)
c.      Aktivitas berbasis air. Misal: menggosok, mencuci, & menuang. (Sarana pengembangan koordinasi)
d.     Latihan kehidupan praktis. Misal: mengelap cermin, sepatu, daun tanaman, meyapu lantai, membersihkan furnitur, & mengupas sayur.
2.     Materi sensorik untuk pelatihan indera meliputi :
a.      Melatih indera agar fokus pada beberapa kualitas tertentu yg terlihat seperti Membedakan banyak rangsangan yg diterima,Membuat anak lebih mengenali kapasitas tubuh untuk menerima, menafsirkan, & menggunakan rangsangan.
b.     Membantu mempertajam kekuatan anak untuk mengamati & membedakan secara visual, Ketrampilan ini berfungsi sebagai dasar bagi kesiapan membaca awal anak.
c.      Meningkatkan kemampuan anak untuk berpikir sebagai proses yang bergantung pada kemampuan membedakan, mengklasifikasikan & mengatur.
3.     Materi akademik untuk pengajaran menulis, membaca, & matematika.
a.      Disajikan secara berurutan yg mendukung menulis sebagai basis pembelajaran membaca.
b.     Montessori yakin bahwa Anak siap menulis pada usia 4 th,Menulis & membaca pada usia 4 & 5 tahun

D.    Kegiatan pembelajaran di TK IT Amanah
Pembelajaran di TK IT Amanah menggunakan Metode Montessori, seperti di bawah ini akan di jelaskan hasil observasi kegiatan pembelajaran di TK  IT Amanah, diantaranya sebagai berikut:
1.     Kegiatan awal Saat pagi masuk sekolah anak di sambut guru dan kepala sekolah, kemudian masuk ke sekolah. Sebelum masuk ke kelas anak-anak berbaris dahulu dan pemimpin memimpin barisan, pemimpin berganti setiap harinya agar anak bisa merasakan sebagai pemimpin dan meningkatkan rasa kepercayaan diri anak.
2.     Setelah itu anak masuk ke kelas dengan rapi. Sebelum berkegiatan, di Circle Time anak-anak melakukan tepuk semangat, menyebut nama hari, menghitung jumlah teman yang hadir, mengisi absen, dan berdoa. Cara mengisi absen tidak dilakukan dengan cara yang sama setiap waktu, namun berbeda-beda. Setelah selesai berdoa, anak-anak mengaji bersama guru setelah itu anak-anak diingatkan kembali kegiatan yang dilakukan, dengan berbagi cerita tentang pengalaman saat hari sebelumnya, dan bercakap cakap-cakap tentang ciptaan tuhan. Setelah itu kegiatan inti, dalam kegiatan ini peneliti mengamati bahwa di TK IT Amanah menggunakan metode Montessori seperti:
a.      Menghargai anak, disini anak akan melakukan kegiatan yang dipilih, seperti contohya pada gambar diatas anak ada yang menyusun balok dan ada pula yang memasang puzzle, peran guru disini hanya mengawasi dan mengarahkan anak, anak berkreasi sesuai imajinasi mereka.
b.     Pengembangan sensori motorik anak, dalam gambar di atas juga mendeskripsikan tentang perkembangan sensorik motorik halus pada anak yang ada di TK IT Amanah. Seperti pada kelompok An-Nas sedang bermain musik menggunakan bahan yang di temukan.
c.      Belajar sendiri, Anak bebas memilih media dalam pembelajarannya, peran guru disini hanya mendampingi siswa belajar. Ini membentuk kemandirian siswa sejak dini. Dalam belajar sendiri peneliti melakukan observasi partisipan dengan mengikuti langsung pembelajaran di dalam kelas yang ada di TK IT Amanah. Seperti yang terlihat pada gambar.
d.     Anak diarahkan secara menyenangkan baik secara individu ataupun dalam kelompok kecil dalam kegiatan kemandirian, anak dalam kelompok menyusun sendiri balok-balok hingga membentuk bangunan. Dan anak perempuan (jihan) menyusun puzzle hingga membentuk gambar yang sempurna.
e.      Pengalaman pada anak memberikan ingatan yang penting pada anak. Dengan adanya pengalaman memberikan anak pengetahuan baru baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun menyedihkan. Di TK IT Amanah anak-anak di berikan berbagai pengalaman di kehidupan nyata. Tujuannya agar anak bisa mengahadapi situasi di lingkungan yang nyata. Seperti pada gambar anak.
f.       practical life , Dalam kegiatan di atas penerapan metode Montessori tentang ketrampilan hidup sehari-hari (practical life) yaitu anak-anak mengantri untuk mencuci tangan dan menunggu semua temannya mengambil makanan, lalu berdoa bersama sebelum makan. Setelah itu anak-anak di bebaskan untuk bermain. Setelah selesai bermain anak-anak melanjutkan kegiatan akhir, kegiatan akhir ini tentang mengulas kegiatan hari ini dan informasi untk kegiatan besok. Setelah itu penutup, sebelum sekolah selesai anak di biasakan untuk anak-anak duduk rapi untuk berdoa, lalu anak-anak berbaris dan siap pulang.
  1. DOKUMENTASI
    
Gambar 3.1                                                     Gambar 3.2
Keadaan ruang kelas                                      Keadaan ruang kelas



  
Gambar 3.3                                         Gambar 3.4
Anak berbaris sebelum masuk kelas              Anak berdoa dan mengiusi absen

   
Gambar 3.5                                                     Gambar 3.6
Anak berkelompok menyusun balok                         anak menyusun puzzle

Gambar 3.7
Anak memisahkan biji-bijian
Gambar 3.8
Anak bermain musik

Gambar 3.9
Anak mencuci tangan
Gambar 3.10
Waktu makan snack





Tidak ada komentar:

Posting Komentar